Pada tanggal 10 September 2022, Departemen Teknik Geodesi UGM bekerja sama dengan Keluarga Alumni Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada (KATDESI) telah menyelenggarakan acara Sarasehan Profesi Geodesi dengan tema “Mengulas Potensi Geodesi yang Terdeformasi”. Acara ini merupakan rangkaian acara yang sama dengan Workshop yang diadakan di hari sebelumnya yang diselenggarakan oleh Alumni Teknik Geodesi UGM dengan tema besar #OjoWediBalikKampus. Sebelum acara Sarasehan Profesi Geodesi dimulai, acara didahului dengan kegiatan jalan sehat. Rangkaian acara ini diikuti oleh sekitar 135 alumni dari berbagai angkatan.
Acara Sarasehan dibuka dengan sambutan dari Tri Wibisono, S.T., M.T. selaku ketua dari KATDESI dan Ir. Trias Aditya Kurniawan M., S.T., M.Sc., Ph.D., IPU. selaku Ketua Departemen Teknik Geodesi UGM. Setelah acara dibuka, dilanjutkan sesi diskusi yang dimoderatori oleh Fakhrurrazi, S.T., Direktur PT Mustika Paruh Anggan, dan dihadiri oleh 6 pembicara hebat dari Alumni Teknik Geodesi yang mengulas potensi geodesi yang terdeformasi.
Pembicara pertama adalah Ir. Mokh. Zaim Nurhidayat, S.T. (Alumni 1996) Direktur Adaro Land Pillar, PT Adaro Energy Indonesia Tbk yang membahas tentang potensi geodesi dalam deformasi. Pembicara kedua adalah Dr. Lilik Kurniawan, S.T., M.Si. (Alumni 1990) Sekretaris Utama BNPB yang membahas tentang cara mengubah dan membuat Teknik Geodesi lebih baik lagi serta arah aplikasi Teknik Geodesi kedepannya. Pembicara ketiga adalah Iwan Gunawan, Ph.D. (Alumni 1980) Sr. Natural Resources Management Specialist at The World Bank yang membahas tentang bagaimana kita sebagai seorang geodet harus memahami dan menyiapkan geodesi kedepannya. Pembicara keempat adalah Ir. Trias Aditya Kurniawan M., S.T., M.Sc., Ph.D., IPU. (Alumni 1993) Ketua Departemen Teknik Geodesi UGM yang membahas tentang cara meningkatkan kompetensi geodesi disamping adanya banyak universitas negeri maupun swasta yang membuka Prodi S1 Teknik Geodesi baru dan bagaimana alumni dapat memfasilitasi mahasiswa dan lulusan baru untuk dunia kerja. Pembicara kelima adalah Nimas Hayu Merlina Anggarini, S.T. (Alumni 2010), Presales Specialist at Hexagon Safety, Infrastructure & Geospatial, yang membahas terkait skills yang diperlukan sebagai seorang lulusan geodesi. Pembicara terakhir adalah Ir Gabriel Triwibawa, M.Eng.Sc. (Alumni 1983) Dirjen Tata Ruang Kementerian ATR/BPN yang membahas tentang potensi kerja juru ukur yang tidak akan hilang dan bagaimana tata ruang kemudian dapat menggambarkan masa depan.
Kegiatan Sarasehan ini juga diikuti oleh sesi diskusi aktif dari para peserta dengan pembicara. Salah satu poin diskusi adalah mengenai potensi geodesi yang terpinggirkan karena adanya kemajuan teknologi seperti Terrestrial Laser Scanner yang dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja sehingga banyak lulusan geodesi yang menganggur atau mendatangi ke proyek PTSL yang diadakan pemerintah. Dengan demikian, menurut Iwan Gunawan, Ph.D. (Alumni 1980) seorang geodet perlu menyiapkan diri dan adaptasi dengan adanya perkembangan teknologi sehingga industri bidang geodesi tetap tumbuh. Kemudian, Christianto (Geodesi 2020) berpendapat dari diskusi kali ini dapat disimpulkan bahwa potensi geodesi di dunia kerja tidak semudah yang dibayangkan. Untuk bisa survive dan membuat bidang karir yang lebih baik juga perlu menguasai dan mempelajari bidang lain selain bidang geodesi. Selanjutnya, acara ini ditutup pada pukul 11.30 WIB dan diikuti dengan sesi foto bersama.