Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM didirikan pada tahun 1959. Tanggal 17 Januari 2023 merupakan hari yang bersejarah bagi Departemen Teknik Geodesi, karena salah satu dosen yaitu Prof. Ir. Trias Aditya Kurniawan Muhammad, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU, secara resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar pertama di Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM. Pada pidato pengukuhan, Prof. Trias Aditya mempunyai tema Interoperabilitas dan Usabilitas Peta Kolaboratif dalam Memajukan Infrastruktur Informasi Geospasial sebagai Fondasi Pengambilan Keputusan dan Pembangunan Pengetahuan untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Pidato dari Prof. Trias Aditya menggunakan frase tujuan pembangunan PBB karena termotivasi oleh komitmen federasi dunia, organisasi insinyur, dan federasi surveyor internasional untuk berkontribusi dalam pencapaian PBB. Salah satu yang berkaitan dengan hal tersebut adalah ketidaktahuan kalangan umum tentang geodesi. Pada kalangan umum, Teknik Geodesi merupakan bidang profesi yang tidak popular dan sangat asing, serta terlihat hanya berfokus pada pekerjaan pengukuran dan pemetaan atau menjadi peran pelengkap bagi jasa keteknikan dan lingkungan lainnya. Teknik Geodesi yang sebenarnya adalah salah satu ilmu pengetahuan tua yang sangat relevan bagi peradaban dan kemanusiaan di masa kini.
Geodesi dapat digolongkan menjadi dua cabang yaitu geodesi tinggi (penentuan posisi teliti) dan geodesi praktis atau teknik (semua praktik survei dan pemetaan di udara, darat, dan laut praktis dan keteknikan). Beliau juga menyampaikan bahwa seiring pesatnya perkembangan teknologi komputer, evolusi web dan penerapan bidang kajian teknik geodesi untuk keperluan teknis dan kemanusiaan, diperluas dengan istilah Teknik Geomatika. Teknik Geomatika berfokus pada pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan diseminasi, serta penyajian data geospasial dengan basis kompetensi survei pemetaan dengan dukungan teknologi informasi.
Salah satu yang menjadi perhatian khusus dalam pidato pengukuhan guru besar Prof. Trias adalah mengenai kualitas data hasil kerja kolaboratif, seperti Open Street Map (OSM). OSM yang didirikan sejak tahun 2004, menyajikan peta gratis seluruh dunia dan merepresentasikan fitur alami lingkungan terbangun. Di Indonesia, OSM mulai diperkenalkan secara masih pada tahun 2010. Tim Departemen Teknik Geodesi dan HOT (Humanitarian OpenStreetMap Team) berkeliling ke enam provinsi yang paling beresiko di Indonesia untuk mengenalkan OSM, QGIS, dan InaSAFE. InaSAFE merupakan sebuah plugin pada piranti QGIS yang berfungsi untuk menghitung dampak bencana alam.
Pada praktiknya, Tim Departemen Teknik Geodesi UGM juga melakukan evaluasi terhadap kualitas geometri dan atribut terhadap data OSM di 5 kota dan 1 kabupaten di Indonesia. Dari hasil evaluasi tersebut tidak didapatkan perbedaan kualitas yang signifikan jika dibandingkan dengan peta dasar skala 1:5000. Kolaborasi antara Tim Departemen Teknik Geodesi UGM bersama dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional DIY dan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman pasca letusan Gunung Merapi pada tahun 2010, menghasilkan peta kolaboratif yang diadopsi untuk penerbitan sertifikat melalui konsolidasi tanah terhadap 1687 bidang tanah yang terdampak letusan. Peta kolaboratif tersebut disusun berdasarkan data berbasis teknologi foto udara dan LiDAR. Hal ini menunjukkan bahwa peta kolaboratif dapat diciptakan dengan memperhatikan kualitas data dan melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah dan partisipasi masyarakat. Namun saat ini peta kolaboratif hasil partisipasi masyarakat sering tidak terserap dan tidak sampai ke pemerintah dan interoperabilitas data geospasial dalam sebuah lembaga masih menjadi tantangan dan bukanlah hal yang mudah. Atas dasar hal tersebut, Prof. Trias menyinggung pentingnya Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG). IIG diharapkan dapat menjadi meta data dalam mendukung kebijakan satu peta yang dicanangkan oleh pemerintah yang akan mendukung peta dengan kualitas geometri dan atribut yang baik dan kolaborasi antar berbagai lembaga dan masyarakat.
Pada bagian akhir pidato, Prof. Trias menyampaikan ucapan terima kasih pada berbagai pihak, termasuk guru dan pendahulu yang selalu mendukung dan memotivasi beliau, sehingga dapat mencapai gelar guru besar sekaligus menjadi guru besar pertama di Departemen Teknik Geodesi UGM. Beliau berkata, “Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para Ketua Departemen sekaligus juga guru-guru saya yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi kepada saya untuk bekerja dengan dedikasi semenjak saya masuk menjadi Dosen di Teknik Geodesi”. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan di lingkungan Teknik Geodesi UGM, “Saya pun berterima kasih atas bimbingan dan dukungan semua senior, rekan pengurus, kepala laboratorium, serta kolega dan teman-teman dosen pada departemen yang saya banggakan”.