• Tracer Study
  • Portal Civitas Akademik
  • SSO Login
  • 🇺🇸 EN
Universitas Gadjah Mada Departemen Teknik Geodesi
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Apa itu Teknik Geodesi?
    • Sejarah DTGD
    • Visi dan Misi Departemen
    • Struktur Organisasi
    • Staf Pengajar
    • Staf Tenaga Kependidikan
  • Program Studi
    • Sarjana Teknik Geodesi
    • Magister Teknik Geomatika
    • Doktor Teknik Geomatika
    • International Undergraduate Program of Geodetic Engineering
  • Kemahasiswaan
    • Admisi
    • Organisasi Mahasiswa
    • Kegiatan Mahasiswa
    • Tinggal di Jogja
  • Riset dan Publikasi
    • Kelompok Bidang Keahlian
      • Lab/KBK Survei Keteknikan
      • Lab/KBK Hidrografi
      • Lab/KBK Geodesi Geometri dan Geodesi Fisis
      • Lab/KBK Kadaster dan Teknik Geoinformatika
      • Lab/KBK Teknik Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
    • Penelitian-Pengabdian Masyarakat
    • Jurnal JGISE
    • Konferensi CGISE
    • Geo-Land-SEA 2023
  • Layanan
    • SIJAMU DTGD
      • Dashboard Geomatika
    • Safety, Health, and Environment (SHE)
    • Layanan Akademik
    • Perpustakaan Terpadu UGM
    • Layanan TI
    • Fasilitas Pendukung
    • Hasil Survei
  • Beranda
  • SDGs13
  • SDGs13
Arsip:

SDGs13

Pengukuhan Guru Besar Prof. Nurrohmat Widjajanti: Geodesi Geometri sebagai Fondasi Pembangunan Berkelanjutan

Berita Senin, 8 September 2025

Yogyakarta, 4 September 2025 – Universitas Gadjah Mada kembali menambah deretan profesor di bidang teknik dengan dikukuhkannya Prof. Ir. Nurrohmat Widjajanti, M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng. sebagai Guru Besar dalam bidang Geodesi Geometri pada Fakultas Teknik. Prosesi pengukuhan dilaksanakan di Balai Senat UGM dan dihadiri oleh pimpinan universitas, sivitas akademika, keluarga, serta tamu undangan.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Dari Titik ke Peta: Kontribusi Sistem Koordinat dan Sistem Referensi dalam Tata Kelola Data Geospasial untuk Mendukung Kebijakan Pembangunan yang Berkelanjutan”, Prof. Nurrohmat menegaskan bahwa geodesi bukan sekadar pemetaan, melainkan disiplin strategis yang menopang infrastruktur, tata ruang, pengelolaan sumber daya alam, navigasi, hingga mitigasi bencana. Beliau menekankan bahwa data geospasial yang terintegrasi sangat diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat sasaran.

Prof. Nurrohmat memaparkan pentingnya Geodesi Geometri sebagai fondasi dalam membangun sistem koordinat dan referensi yang akurat. Beliau mencontohkan bagaimana kesalahan dalam sistem koordinat dapat berdampak fatal, terutama pada proyek konstruksi besar seperti jembatan, terowongan, maupun pembangunan pelabuhan. Dalam konteks nasional, penerapan sistem koordinat geodetik terbukti krusial pada proyek strategis seperti Tol Laut dan Pelabuhan Patimban.

Selain itu, beliau menekankan peran data geospasial dalam mitigasi bencana dan pemantauan deformasi bumi, khususnya dengan pemanfaatan teknologi GNSS dan InSAR. Menurutnya, integrasi data spasial dengan teknologi kecerdasan buatan, machine learning, dan komputasi awan menjadi tantangan sekaligus peluang dalam pengembangan geodesi masa depan. Hal ini juga terkait dengan isu kedaulatan dan keamanan data spasial yang semakin strategis bagi pertahanan serta ekonomi nasional.

Di akhir pidatonya, Prof. Nurrohmat menekankan perlunya strategi simultan dalam pengembangan ilmu geodesi, mulai dari penguatan pendidikan, kolaborasi lintas sektor, hingga transformasi digital dalam pengelolaan data geospasial. Beliau menegaskan bahwa informasi spasial adalah elemen fundamental yang menopang kehidupan modern, sehingga ke depan sistem geospasial Indonesia harus semakin akurat, terpadu, dan berkelanjutan demi mendukung pembangunan bangsa.

UGM Dukung Upaya Mitigasi Bencana Nasional melalui Studi Pemantauan Gempa di Sesar Lembang

BeritaPenelitian Rabu, 2 Juli 2025

Yogyakarta, 1 Juli 2025 – Artikel berjudul “Integrated seismo-geodetic observatory network for monitoring the Lembang Fault, West Java, Indonesia” resmi terbit di jurnal internasional Earth and Planetary Physics Vol. 9(5). Publikasi ini ditulis oleh tim peneliti dari BRIN, ITB, Earth Observatory of Singapore (EOS), serta melibatkan Cecep Pratama dari Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik UGM. Keterlibatan dosen Geodesi UGM menegaskan kontribusi akademik dalam pengembangan sistem pemantauan gempa berbasis teknologi terpadu di kawasan rawan bencana.

Penelitian ini membangun jaringan observatorium seismo-geodetik terpadu di sekitar Sesar Lembang, salah satu patahan aktif paling berbahaya di Jawa Barat yang membentang di utara Kota Bandung. Sistem ini menggabungkan seismometer dan GNSS (Global Navigation Satellite System) untuk memantau deformasi kerak bumi secara berkelanjutan, dengan data yang dikirim melalui telemetri ke pusat server di Bandung. Hasil penelitian mencatat laju regangan kompresi sebesar 13 mikrostrain per tahun, menandakan akumulasi tekanan tektonik yang signifikan. Selain itu, analisis gelombang seismik menemukan adanya zona kecepatan rendah di bawah kerak bumi, yang mengindikasikan potensi kerentanan geologi di wilayah tersebut.

Temuan ini penting karena Sesar Lembang berpotensi memicu gempa dengan magnitudo Mw 6,6–7,0 yang dapat berdampak pada jutaan penduduk di Bandung Raya. Jaringan observatorium ini menjadi yang pertama di Indonesia yang mengintegrasikan pemantauan seismologi dan geodesi di dekat kawasan perkotaan, sekaligus menjadi prototipe untuk wilayah rawan gempa lainnya. Hasil penelitian ini memperkuat upaya mitigasi bencana nasional serta membuka peluang kolaborasi lintas lembaga untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap risiko gempa bumi.

https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=5YFJgTQAAAAJ&sortby=pubdate&citation_for_view=5YFJgTQAAAAJ:M3NEmzRMIkIC

Edukasi Partisipatif Jadi Kunci Ketahanan Iklim Komunitas Kepulauan: Studi Kasus Sangihe

BeritaPenelitian Sabtu, 21 Juni 2025

Yogyakarta, Juni 2025 – Dosen Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Leni Sophia Heliani dan Bondan Galih Dewanto, bersama tim lintas disiplin UGM, mempublikasikan artikel berjudul “Institutionalizing Climate Change Adaptation and Mitigation Through Education in a Small Island Context: A Case Study of South Tabukan, Sangihe Islands”. Artikel ini terbit di Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), Vol. 11 No. 2, Juni 2025. Publikasi ini menegaskan kontribusi Geodesi UGM dalam riset berbasis pengabdian masyarakat untuk penguatan kapasitas adaptasi iklim di wilayah kepulauan kecil.

Penelitian ini berangkat dari kerentanan Kepulauan Sangihe terhadap dampak perubahan iklim, mulai dari cuaca ekstrem hingga degradasi ekosistem laut dan daratan. Tim melakukan pendekatan pendidikan partisipatif melalui empat klaster program, yaitu kesehatan, agro, sains dan teknologi, serta sosial budaya. Intervensi yang dilakukan mencakup peta risiko bencana, agroforestry, rehabilitasi terumbu karang dengan teknologi Bioreeftek, pengelolaan sampah, serta pembentukan kelompok kerja iklim lokal. Hasilnya, masyarakat Tabukan Selatan berhasil membentuk ProKlim Working Group yang terintegrasi ke dalam struktur desa dengan dukungan dana dan program berkelanjutan.

Temuan ini membuktikan bahwa pendidikan dan institusionalisasi program iklim mampu meningkatkan ketahanan komunitas kepulauan kecil. Program yang dirancang tidak hanya memperkuat kapasitas masyarakat menghadapi cuaca ekstrem, tetapi juga memulihkan ekosistem daratan dan laut melalui partisipasi lintas generasi. Penelitian ini mendukung pencapaian SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), SDG 14 (Ekosistem Lautan), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan) dengan memberikan model adaptasi iklim berbasis masyarakat yang dapat direplikasi di pulau kecil lainnya di Indonesia.

https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=0JvcXp4AAAAJ&sortby=pubdate&citation_for_view=0JvcXp4AAAAJ:XD-gHx7UXLsC

Studi GNSS Geodesi UGM Identifikasi Dominasi Kompresi di Celah Seismik Mentawai

BeritaPenelitian Selasa, 27 Mei 2025

Yogyakarta, Mei 2025 – Dosen Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Leni Sophia Heliani dan Dr. Cecep Pratama, bersama tim lintas institusi, berhasil mempublikasikan artikel berjudul “Strain accumulation in the Mentawai Forearc Sliver, Indonesia, inferred from continuous GNSS-derived strain rate” di jurnal internasional Geodesy and Geodynamics (Elsevier, KeAi Publishing). Publikasi ini menunjukkan kontribusi penting akademisi Geodesi UGM dalam pemahaman deformasi kerak bumi di wilayah rawan gempa Mentawai.

Penelitian ini memanfaatkan data GNSS (Global Navigation Satellite System) dari jaringan SuGAr (Sumatran GPS Array) selama satu dekade untuk menghitung laju regangan utama, dilatasi, dan regangan geser maksimum. Hasilnya menunjukkan adanya akumulasi regangan sebesar 0,13 mikrostrain/tahun, dilatasi 0,2 mikrostrain/tahun, dan regangan geser maksimum 0,1 mikrostrain/tahun. Data ini mengungkap adanya dominasi kompresi di sepanjang celah seismik Mentawai yang berpotensi menjadi sumber gempa besar di masa depan.

Temuan ini memberikan pemahaman baru tentang mekanisme tektonik, termasuk indikasi sistem patahan backthrust dan strike-slip duplex di Mentawai. Penelitian ini sangat penting bagi upaya mitigasi bencana gempa dan tsunami di Indonesia, sekaligus mendukung pencapaian SDG 11 (Kota dan Pemukiman Berkelanjutan) serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) karena berhubungan langsung dengan peningkatan resiliensi masyarakat di wilayah rawan bencana.

https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=0JvcXp4AAAAJ&sortby=pubdate&citation_for_view=0JvcXp4AAAAJ:tzM49s52ZIMC

Kajian Manajemen Bencana: Teknologi, Partisipasi, dan Kepercayaan Sosial Jadi Kunci EWS

BeritaPenelitian Kamis, 15 Mei 2025

Yogyakarta, 10 Mei 2025 – Dosen Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Nurrohmat Widjajanti, berperan sebagai co-author dalam publikasi internasional berjudul “The Systematic Disaster Management Approach to Assessing Early Warning Systems in South Sulawesi: A Review”. Artikel ini diterbitkan di Engineering, Technology & Applied Science Research (ETASR), Vol. 15 No. 4, 2025 dengan penulis utama Evi Aprianti dari Universitas Hasanuddin. Kolaborasi ini menegaskan kontribusi Geodesi UGM dalam penguatan kajian kebencanaan di level nasional maupun internasional.

Penelitian ini meninjau efektivitas sistem peringatan dini bencana (Early Warning System/EWS) di Sulawesi Selatan melalui pendekatan manajemen bencana yang sistematis, mencakup tahap mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan. Hasil tinjauan mengungkapkan bahwa efektivitas EWS sangat dipengaruhi oleh integrasi partisipasi masyarakat, inovasi teknologi, koordinasi kelembagaan, serta komunikasi risiko yang jelas. Tantangan masih muncul pada aspek infrastruktur di wilayah terpencil, rendahnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, serta hambatan sosial-budaya seperti rendahnya kepercayaan pada otoritas.

Studi ini juga menyoroti peluang penguatan EWS dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT), sensor berbasis energi terbarukan, pemodelan hidrologi real-time, serta pemanfaatan UAV untuk pemetaan risiko banjir. Lebih jauh, penelitian menekankan bahwa keberhasilan sistem tidak hanya ditentukan teknologi, melainkan juga kepercayaan sosial dan pemberdayaan komunitas. Hasil riset ini mendukung pencapaian SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan mendorong sistem peringatan dini yang lebih adaptif, inklusif, dan tangguh menghadapi perubahan iklim.

https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=U-w8I4UAAAAJ&sortby=pubdate&citation_for_view=U-w8I4UAAAAJ:UHK10RUVsp4C

UGM Kukuhkan Prof. Harintaka sebagai Guru Besar di Bidang Teknik Fotogrametri

Berita Jumat, 25 April 2025

Yogyakarta, 24 April 2025 – Universitas Gadjah Mada (UGM) mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Harintaka, S.T., M.T., IPU., ASEAN.Eng., sebagai Guru Besar dalam bidang Teknik Fotogrametri pada Fakultas Teknik dalam upacara yang digelar di Balai Senat UGM, Kamis (24/4/2025). Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Teknologi Fotogrametri: Perkembangan dan Kontribusinya untuk Penyediaan Informasi Geospasial yang Akurat dan Terpercaya”, Prof. Harintaka menekankan peran vital fotogrametri dalam menyelesaikan berbagai masalah kompleks seperti sengketa tanah, kerusakan lingkungan, dan pembangunan infrastruktur. Ia menjelaskan bahwa informasi geospasial yang akurat dan terpercaya merupakan fondasi penting untuk pengambilan keputusan berbasis data. 

Prof Harintaka sedang pidato ilmiah terkait Teknik Fotogrametri

Prof. Harintaka memaparkan perkembangan fotogrametri melalui empat fase evolusi, dimulai dari fase analog dengan menggunakan kamera metrik dan stereo plotter optis-mekanis, fase analitik yang memperkenalkan komputasi untuk triangulasi udara pada 1950-an, fase digital dengan integrasi sensor GNSS-IMU dan kamera digital di tahun 2000-an, hingga fase visi komputer dan kecerdasan buatan yang memanfaatkan teknologi seperti Structure-from-Motion (SfM), deep learning (NeRF), dan point cloud untuk pemodelan 3D. Ia juga menyoroti bagaimana teknologi digital twin dan City Digital Twin (CDT) telah menjadi tulang punggung pengembangan smart city, dengan fotogrametri berperan sebagai penyedia data utama.

Foto Prof Harintaka dengan Dekan Fakultas Teknik dan Profesor dari Departemen Teknik Geodesi FT UGM

Sebagai ahli di bidangnya, Prof. Harintaka tidak hanya aktif dalam dunia akademik tetapi juga berkontribusi secara nyata bagi Indonesia. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Komite Rekomendasi Register Surveyor Indonesia dan auditor BAN PT, serta terlibat dalam penyusunan standar kompetensi fotogrametri nasional. Risetnya berfokus pada integrasi machine learning untuk pemetaan darurat bencana dan pemantauan lingkungan, menunjukkan relevansi keilmuannya dengan kebutuhan aktual di masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Harintaka juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga, kolega, dan almamater UGM yang telah mendukung perjalanan kariernya. “Ini adalah hasil dukungan banyak pihak, terutama istri dan anak-anak saya yang selalu mendampingi,” ujar penerima Satyalancana Karya Satya XX ini. Prof. Harintaka, yang meraih gelar Doktor Teknik Geomatika UGM pada 2012 dan Magister dari ITB pada 2000, kini menjadi Guru Besar ke-3 di Departemen Teknik Geodesi FT-UGM. Dengan berbagai penghargaan seperti Satyalancana Karya Satya XX (2019) dan Soetanto Award (2006), pengukuhannya ini semakin memperkuat posisi UGM sebagai pusat inovasi geospasial di Indonesia.

Dosen dan Mahasiswa Master Teknik Geomatika FT UGM gunakan Google Earth Engine untuk Pantau Kualitas Air Danau Sentarum

Penelitian Kamis, 20 Februari 2025

Yogyakarta – Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Pontianak memanfaatkan teknologi penginderaan jauh untuk memantau kualitas air Danau Sentarum di Kalimantan Barat. Penelitian yang dipublikasikan di IOP Conference Series: Earth and Environmental Science ini menggunakan data satelit Sentinel-2 pada platform Google Earth Engine.

Penelitian oleh M. Rifai dan Prof. Harintaka dari Departemen Teknik Geodesi UGM ini fokus memantau parameter kualitas air berupa klorofil-a (Chl-a) dan total suspended solids (TSS) di Danau Sentarum. Dengan memanfaatkan algoritma berbasis indeks spektral seperti Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI), Normalized Difference Chlorophyll Index (NDCI), dan Normalized Difference Turbidity Index (NDTI), penelitian ini mampu memetakan kondisi air secara detail.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Danau Sentarum secara umum berada dalam kondisi baik, meskipun terdapat fluktuasi nilai Chl-a dan TSS setiap tahunnya,” ujar Rifai dalam keterangannya.

Penelitian ini menemukan bahwa nilai Chl-a cenderung meningkat pada periode 2020-2022, yang dikaitkan dengan fenomena La Nina yang meningkatkan curah hujan, sehingga berdampak pada peningkatan nutrien di danau. Sementara itu, konsentrasi TSS relatif stabil dan masih berada dalam ambang batas yang tidak berdampak negatif terhadap ekosistem perairan.

Prof. Harintaka menambahkan bahwa pemanfaatan Google Earth Engine dapat menjadi solusi efektif dalam pemantauan kualitas air di wilayah perairan yang luas dan sulit dijangkau. “Dengan teknologi ini, pengawasan kualitas air danau bisa dilakukan secara berkala tanpa harus selalu turun ke lapangan,” jelasnya.

Dengan adanya pemantauan rutin ini, diharapkan pengelolaan Danau Sentarum sebagai salah satu danau prioritas nasional dapat berjalan lebih optimal, terutama dalam menjaga fungsi ekologis dan sosial bagi masyarakat sekitar.

Untuk membaca publikasi lengkap penelitian ini, kunjungi tautan berikut:
👉 Analysis of Water Quality Dynamics of Sentarum Lake, Indonesia, with Water Index Application and Water Parameter Algorithm Methods Using Google Earth Engine.

Dosen Geodesi UGM Teliti Keterkaitan Fluktuasi Air Gambut dan Deformasi Lahan di Kalimantan

BeritaPenelitian Selasa, 18 Februari 2025

Yogyakarta, 17 Februai 2025 – Dosen Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Leni Sophia Heliani dan tim berhasil mempublikasikan artikel internasional berjudul “Spatial correlation between GRACE-based total water level fluctuation and GNSS-derived dilatation rate of peatland area in Kalimantan, Indonesia”. Artikel ini diterbitkan di jurnal bereputasi Applied Geomatics (Springer), 2025 dan menegaskan kiprah akademisi Geodesi UGM dalam riset geospasial untuk pemantauan lingkungan tropis.

Penelitian ini mengkaji hubungan spasial antara fluktuasi muka air tanah gambut yang diukur melalui satelit GRACE (Gravity Recovery and Climate Experiment) dengan laju dilatasi yang dihitung dari pengamatan GNSS. Analisis dilakukan pada kawasan gambut di Kalimantan yang sangat rentan terhadap degradasi hidrologis. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi signifikan antara penurunan muka air gambut dengan deformasi lahan, sehingga terbukti bahwa perubahan hidrologi gambut dapat terdeteksi secara spasial melalui integrasi data GRACE dan GNSS.

Temuan ini penting karena lahan gambut Indonesia merupakan penyimpan karbon global yang besar dan berperan dalam pengendalian iklim. Kajian ini tidak hanya memperkuat pemahaman ilmiah tentang keterkaitan hidrologi dan deformasi lahan gambut, tetapi juga memberi landasan bagi strategi mitigasi kerusakan ekosistem gambut. Penelitian ini mendukung pencapaian SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan SDG 15 (Ekosistem Daratan), karena menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan untuk menjaga fungsi ekologis gambut di Indonesia.

https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=U-w8I4UAAAAJ&sortby=pubdate&citation_for_view=U-w8I4UAAAAJ:dQ2og3OwTAUC

Dosen Teknik Geodesi UGM Ikut Kembangkan Model Pascagempa Berbasis InSAR dan GNSS untuk Mitigasi Bencana

BeritaPenelitian Sabtu, 15 Februari 2025

Yogyakarta, 14 Februari 2025 – Artikel berjudul “Spatiotemporal postseismic deformation due to the 2018 Palu-Donggala earthquake revealed the relative importance of viscoelastic relaxation and the afterslip distribution estimated from geodetic observations” resmi terbit di Journal of Applied Geodesy yang diterbitkan oleh De Gruyter. Publikasi ini ditulis oleh tim peneliti lintas institusi yang melibatkan Cecep Pratama dari Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik UGM, bersama lima peneliti lainnya. Kehadiran dosen Geodesi UGM dalam publikasi ini menegaskan kontribusi penting bidang geodesi dalam memahami dinamika pascagempa di Indonesia.

Penelitian ini mengkaji deformasi pascagempa Palu-Donggala 2018 dengan memanfaatkan teknologi Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) serta data Global Navigation Satellite System (GNSS). Analisis menunjukkan bahwa relaksasi viskoelastis kerak bumi memiliki peran besar dalam pergerakan pascagempa, dengan waktu peluruhan optimal sekitar dua tahun setelah peristiwa gempa. Setelah sinyal viskoelastis disubtraksi, tim peneliti berhasil memetakan distribusi afterslip menggunakan metode Steepest Descent Method (SDM) berbasis observasi InSAR 2.5D.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa model afterslip spasial-temporal mampu menjelaskan pergerakan pascagempa dengan tingkat kesesuaian statistik yang baik. Temuan juga mengungkap adanya anomali slip yang tidak menurun, yang kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi tektonik setempat. Studi ini memberikan pemahaman baru tentang mekanisme pascagempa di Sulawesi Tengah dan menjadi acuan penting untuk mitigasi bencana di wilayah rawan gempa serupa di Indonesia.

https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=5YFJgTQAAAAJ&sortby=pubdate&citation_for_view=5YFJgTQAAAAJ:bEWYMUwI8FkC

GEOLANDSEA 2025-HARI KEDUA: Sinergi Teknologi Geospasial dan Tata Kelola Maritim dalam Menjawab Tantangan Global

Berita Jumat, 14 Februari 2025

Yogyakarta, 13 Februari 2025 – Konferensi Geo-Land-Sea 2025 hari kedua di Yogyakarta mengkristalkan kolaborasi multidisiplin antara kebijakan maritim, inovasi geospasial, dan kecerdasan buatan untuk tata kelola darat-laut terpadu. Dr. Serene Ho dari University of Melbourne membuka diskusi dengan paparan kritis tentang ancaman perubahan iklim di zona pesisir Asia Timur-Pasifik, di mana 64% wilayahnya terancam kenaikan muka air laut. Data lapangan dari 18 negara menunjukkan bahwa hanya 29% program mitigasi yang secara spesifik menyasar adaptasi pesisir, padahal proyeksi kebutuhan lahan untuk adaptasi di kawasan ini mencapai 94 juta hektar, termasuk 12 juta hektar untuk Indonesia. Studi kasus di Delta Mekong (Vietnam) dan Sabah (Malaysia) mengungkap peran digital twin ekosistem mangrove berbasis sensor IoT dan sistem peringatan dini AI yang mampu memprediksi intrusi air asin dengan akurasi 92%. Dr. Ho menegaskan, “Integrasi data satelit resolusi tinggi dengan model hidrodinamika menjadi kunci pembuatan kebijakan adaptasi berbasis bukti.”

Dr Serene Ho memberika materi yang menjadi topik di Geolandsea

Di ranah hukum maritim, Dr. I Made Andi Arsana (UGM) memetakan kompleksitas batas ZEE Indonesia-Vietnam-Philipina di Laut China Selatan melalui visualisasi 3D interaktif. Dengan merujuk Pasal 76 UNCLOS 1982, ia menekankan pentingnya diplomasi berbasis data geospasial untuk mengatasi klaim tumpang-tindih di 7 titik panas geopolitik. “Pemetaan batas maritim harus mempertimbangkan dinamika geologi dasar laut, bukan sekadar koordinat permukaan,” tegasnya. Dr. Zaki Mubarok (KKP) melengkapi dengan analisis kebijakan blue economy, mengungkap bahwa dari 138 regulasi kelautan Indonesia, hanya 4 dokumen yang secara eksplisit terintegrasi dengan SDGs. Kritik tajamnya menyasar praktik sea grabbing oleh korporasi yang mengklaim 1,2 juta hektar perairan Indonesia melalui interpretasi sepihak atas Pasal 33 UUD 1945.

Revolusi teknologi geospasial menjadi poros sesi teknis. Dr. Ruli Andaru (UGM) mempresentasikan perbandingan akurasi empat metode pemetaan survei definisi tinggi (High-Definition Survey/ HDS) untuk pembentukan model urban 3D, yakni: (1) LIDAR, metode ini memiliki presisi dan akurasi geometri paling tinggi dibanding metode lainnya, namun masih terdapat beberapa bagian fasad bangunan yang tidak ter-scan dengan lengkap; (2) Foto verikal unggul di area terbuka dengan efisiensi biaya 40% lebih rendah, lebih efisien, murah, praktis, dan cepat digunakan, namun hasilnya tidak begitu akurat, begitu pula model 3D yang dihasilkannya; (3) SLAM (Simultaneous Localization and Mapping) menunjukkan hasil yang luar biasa realistis, dimana point cloud scan SLAM mencapai 10 kali lebih rapat dibandingkan hasil LiDAR, namun, data ini sangatlah berat dan hanya mampu scan bagian fasad saja tanpa adanya atap ataupn bagian lain; (4) Foto oblique menghasilkan point cloud yang paling lengkap diantara yang lainnya namun cara dan waktu pengolahannya menjadi sebuah tantangan. Inovasi juga datang dari Dr. Muhammad Imzan bin Hassan (UTM Malaysia) dengan 4D Marine Cadastre – sistem kadaster maritim yang mengintegrasikan data pasang-surut, sedimentasi, dan perubahan garis pantai temporal. “Dengan memadukan data GNSS CORS, batimetri multibeam, dan model Machine Learning, sistem ini mampu memprediksi pergeseran batas laut 5 tahun ke depan dengan kesalahan <1 meter,” paparnya.

Diskusi terbuka antar ahli terkait manajemen darat dan laut di dunia

Kecerdasan buatan dan blockchain menjadi game-changer dalam tata kelola aset maritim. Bagus Imam Darmawan (MAPID) mendemonstrasikan platform AI mereka yang mengolah 700 parameter geospasial – mulai dari kedalaman air, jarak dari pelabuhan, hingga frekuensi badai – untuk memprediksi nilai properti pesisir. “Di Pangandaran, sistem ini membantu pemerintah meningkatkan penerimaan pajak bumi-bangunan laut dari Rp12 miliar ke Rp22 miliar per tahun dengan akurasi 89%,” ungkapnya. Benny Emor (Geosquare) memperkenalkan sistem kadaster digital berbasis blockchain Hyperledger yang mencatat 12.000 transaksi tanah maritim di Kepulauan Riau tanpa insiden pemalsuan. Di sisi infrastruktur, Dedi Atunggal (UGM) meluncurkan aplikasi Positioning Infrastructure Recommender berbasis Android yang menggunakan algoritma klastering untuk merekomendasikan stasiun GNSS terdekat berdasarkan kualitas sinyal, dilengkapi peta akurasi posisi real-time di seluruh Indonesia. Beliau meluncurkan aplikasi Positioning Infrastructure Recommender yang terhubung dengan 258 stasiun GNSS Indonesia, menggunakan algoritma DBSCAN untuk mengklaster kualitas sinyal real-time. “Pengguna di Merauke bisa langsung terhubung ke stasiun CORS terdekat dengan latency <50 ms, mengurangi kesalahan posisi dari 10 meter ke 2 centimeter,” jelasnya.

Foto bersama antar ahli terkait manajemen darat dan laut di dunia

Workshop secara resmi ditutup oleh Ketua Panitia, Dr. I Made Andi Arsana, yang dalam closing remark-nya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pembicara, peserta, serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara Geo-Land-SEA 2025. Ia menekankan bahwa diskusi dan pemaparan dalam workshop ini telah membuka wawasan baru serta memperkuat sinergi antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan di bidang geospasial dan ekonomi biru. Dr. Andi Arsana juga mengungkapkan harapannya agar kolaborasi yang telah terjalin dalam forum ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus berkembang melalui riset, inovasi, dan implementasi kebijakan yang berkelanjutan.

12

Agenda

September 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  
« Agu    

Berita Terakhir

  • Kominfo Jateng Jajaki Sertifikasi dan Pelatihan Data Spasial Bersama Studio GeoAIT Geodesi UGM
  • Departemen Teknik Geodesi Tingkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan lewat Kegiatan Pengembangan Diri
  • Pengukuhan Guru Besar Prof. Nurrohmat Widjajanti: Geodesi Geometri sebagai Fondasi Pembangunan Berkelanjutan
  • Kolaborasi UGM–ATR/BPN: Rencana Pengembangan Sistem AI untuk Identifikasi dan Pengawasan Lahan
  • Tim Geo-AIT Geodesi UGM Presentasikan Inovasi RDTR-3D dan PANDALA di Kementerian ATR/BPN
Universitas Gadjah Mada

Departemen Teknik Geodesi

Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Jl. Grafika no.2 Bulaksumur, Yogyakarta, 55281
  (+62274) 520226
  geodesi@ugm.ac.id

Direktori

  • Universitas Gadjah Mada
  • Fakultas Teknik UGM
  • Jurnal JGISE

Tautan

  • Jurnal Geodesi
  • Katdesi
  • KMTG
  • Geodeta UGM

Sosial Media

  • Instagram
  • Twiter
  • Facebook
  • Email

Saran dan Masukan

  • Aspirasi UGM

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY