Yogyakarta, 1 Juli 2025 – Artikel berjudul “Integrated seismo-geodetic observatory network for monitoring the Lembang Fault, West Java, Indonesia” resmi terbit di jurnal internasional Earth and Planetary Physics Vol. 9(5). Publikasi ini ditulis oleh tim peneliti dari BRIN, ITB, Earth Observatory of Singapore (EOS), serta melibatkan Cecep Pratama dari Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik UGM. Keterlibatan dosen Geodesi UGM menegaskan kontribusi akademik dalam pengembangan sistem pemantauan gempa berbasis teknologi terpadu di kawasan rawan bencana.
Penelitian ini membangun jaringan observatorium seismo-geodetik terpadu di sekitar Sesar Lembang, salah satu patahan aktif paling berbahaya di Jawa Barat yang membentang di utara Kota Bandung. Sistem ini menggabungkan seismometer dan GNSS (Global Navigation Satellite System) untuk memantau deformasi kerak bumi secara berkelanjutan, dengan data yang dikirim melalui telemetri ke pusat server di Bandung. Hasil penelitian mencatat laju regangan kompresi sebesar 13 mikrostrain per tahun, menandakan akumulasi tekanan tektonik yang signifikan. Selain itu, analisis gelombang seismik menemukan adanya zona kecepatan rendah di bawah kerak bumi, yang mengindikasikan potensi kerentanan geologi di wilayah tersebut.
Temuan ini penting karena Sesar Lembang berpotensi memicu gempa dengan magnitudo Mw 6,6–7,0 yang dapat berdampak pada jutaan penduduk di Bandung Raya. Jaringan observatorium ini menjadi yang pertama di Indonesia yang mengintegrasikan pemantauan seismologi dan geodesi di dekat kawasan perkotaan, sekaligus menjadi prototipe untuk wilayah rawan gempa lainnya. Hasil penelitian ini memperkuat upaya mitigasi bencana nasional serta membuka peluang kolaborasi lintas lembaga untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap risiko gempa bumi.
https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=5YFJgTQAAAAJ&sortby=pubdate&citation_for_view=5YFJgTQAAAAJ:M3NEmzRMIkIC