Yogyakarta, 22 Oktober 2025 – Departemen Teknik Geodesi UGM menerima delegasi dari Universitas Glasgow untuk melakukan tindak lanjut kerja sama antar keduanya. Yang hadir di Departemen Teknik Geodesi adalah seorang akademisi, Dr. Paul R. Eizenhofer dan seorang administrator, Sophia. Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk melakukan diskusi rinci terkait program double degree antara kedua institusi yang kini mulai berjalan.
Dr. I Made Andi Arsana hadir di dalam pertemuan tersebut dalam kapasitasnya sebagai Ketua Program Studi Magister Teknik Geomatika. Mereka membicarakan pelaksanaan program double degree yang melibatkan Magister Teknik Geomatika di UGM dan Computational Geoscience di UG. Saat ini, program double degree ini telah memiliki dua mahasiswa pertama yaitu Hyatma Adikara dan Fairuz Akmal. Keduanya merupakan alumni S1 Program Studi Teknik Geodesi UGM. Dalam diskusi tersebut, kedua mahasiswa ini juga dihadirkan dan dikenalkan kepada pihak UG.
Melalui diskusi tanggal 22 Oktober 2025, kedua belah pihak memahami bahwa saat ini kedua mahasiswa sudah memulai kuliah di Magister Teknik Geomatika UGM dan akan siap berangkat ke UG pada bulan Agustus 2026. Dr. Eizenhofer secara rinci menanyakan mata kuliah yang sudah dan akan diambil oleh kedua mahasiswa tersebut di UGM serta menjelaskan mata kuliah yang akan mereka ambil di UG. Selain itu, dibicarakan juga perihal rencana tesis dan pembimbingan yang akan dilakukan secara bersema (joint supervision) yang melibatkan akademisi di UGM dan UG.
Pada dasarnya, dicapai pemahaman bersama bahwa mahasiswa double degree tersebut akan menempuh satu tahun pendidikan di UGM dan satu tahun berikutnya di UG. Ketika semua program sudah dilaksanakan, mahasiswa akan lulus dengan gua gelar master yang berasal dari UGM dan UG. Disepakati juga bahwa ada satu tema penelitian yang akan diselesaikan sebagai persyaratan tesis di UGM dan project di UG. Hal ini memerlukan pengaturan yang matang di awal, sebelum mahasiswa mulai kuliahnya di UG. Oleh karena itu, kedua pihak bersepakat bahwa mahasiswa harus sudah siap dengan topik tesisnya dia akhir tahun pertama di UGM, sebelum berangkat ke UG.
Dalam diskusi tersebut, masing-masing mahasiswa diminta untuk menyampaikan secara singkat rencana tesisnya. Keduanya sudah cukup siap dengan tema masing-masing yang terkait erat dengan Smart Cities dan Digital Twin. Selain sudah mendalami tema-tema tersebut secara akademik, keduanya memang terlibat secara teknis dalam mengembangkan aplikasi tersebut untuk diterapkan di dunia nyata. Hal ini memberi kesan positif kepada pihak UG. Menurut Dr. Arsana, tema ini penting karena terkait erat dengan SGDs Tujuan 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) karena fokus pada inovasi dan infrastruktur yang tahan banting, Tujuan 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan) karena bertujuan membuat kota lebih inklusif dan aman, serta Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Diskusi tersebut berjalan sangat produktif dan berhasil menyepakati hal-hal krusial yang penting bagi suksesnya program double degree. Dr. Eizenhofer juga menyampaikan apresiasi kepada kedua mahasiswa yang menurutnya memiliki kualitas yang sangat baik untuk menyelesaikan program double degree. Dr. Arsana menyetujui hal tersebut dan menegaskan bahwa kualitas tersebut yang membuat mereka berhasil meraih beasiswa LPDP. Selanjutnya, kedua belah pihak berharap bahwa program double degree ini akan semakin dikenal dan menarik semakin banyak mahasiswa dari Indonesia.






















