Yogyakarta, 13 Februari 2025 – Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Charting The Sea – Tantangan Seorang Surveyor dalam Memetakan Laut”. Acara ini menghadirkan Bapak Mohammad Qisthi Amarona, ST, Mtr. Hanla dari Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidros TNI-AL) sebagai pembicara utama. Pak Qisthi, yang merupakan alumni Teknik Geodesi FT UGM, telah berkontribusi besar dalam bidang pemetaan hidrografi dan survei perairan di Indonesia.

Kuliah umum ini berlangsung di ruang kuliah III.4 Departemen Teknik Geodesi FT UGM dari pukul 13.00 hingga 14.40 WIB. Kegiatan ini diwajibkan bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Oseanografi Fisis serta terbuka untuk umum. Secara garis besar, kuliah umum ini membahas tiga topik utama, yaitu tantangan teknis dalam pemetaan laut, peran survei kelautan dalam pengembangan wilayah pesisir, serta studi kasus penerapan teknologi geospasial dalam pemetaan laut.
Dalam pemaparannya, Pak Qisthi mengawali dengan sejarah hidrografi di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa pada tahun 1816, Raffles membawa sejumlah surveyor dari Inggris untuk melakukan pemetaan di Indonesia. Kemudian, pada tahun 1821, Belanda mendirikan kantor hidrografi pertama di Batavia, menyadari pentingnya jalur perairan Indonesia, terutama dalam sektor perdagangan. Sejak masa VOC, hidrografi telah memegang peranan yang sangat penting dalam navigasi dan perdagangan.
Selain itu, Pak Qisthi menekankan pentingnya pemahaman terhadap luas wilayah maritim Indonesia. Ia menyoroti bahwa keberadaan Angkatan Laut di batas maritim sangat krusial untuk menjaga kedaulatan negara. Ia juga mengajak para mahasiswa untuk mencintai profesi mereka sebagai surveyor, agar siap menjalankan tugas dengan penuh dedikasi. Salah satu poin utama yang dibahas adalah peran diplomasi dalam penetapan batas maritim, di mana Pak Qisthi berbagi pengalamannya sebagai delegasi dalam berbagai negosiasi batas laut.
Sesi workshop berlangsung secara interaktif dengan diskusi dan tanya jawab yang melibatkan peserta secara aktif. Mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini untuk berdiskusi langsung dengan Pak Qisthi mengenai berbagai aspek survei dan pemetaan laut. Beberapa isu menarik dan relevan turut dibahas, seperti konsep pagar laut dan fenomena Segitiga Bermuda. Keaktifan mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi dalam mendalami bidang survei kelautan.

Kuliah umum ini menjadi bagian dari upaya Departemen Teknik Geodesi FT UGM dalam mendukung pengembangan akademik mahasiswa, khususnya di bidang hidrografi. Survei hidrografi merupakan salah satu disiplin ilmu dalam Teknik Geodesi yang memiliki prospek karier luas. Mengingat Indonesia merupakan negara maritim dengan sebagian besar wilayahnya berupa perairan, peran surveyor hidrografi menjadi sangat krusial dalam mendukung navigasi, perdagangan, serta pengelolaan sumber daya kelautan.
Acara ini mendapat respons positif dari para peserta yang merasa mendapatkan wawasan berharga untuk meningkatkan keterampilan akademik dan profesional mereka. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan mahasiswa semakin termotivasi untuk mendalami bidang hidrografi serta berkontribusi dalam pemetaan dan pengelolaan sumber daya maritim Indonesia.
Sesi workshop berlangsung secara interaktif dengan diskusi dan tanya jawab yang melibatkan peserta secara aktif. Mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini untuk berdiskusi langsung dengan Pak Qisthi mengenai berbagai aspek survei dan pemetaan laut. Beberapa isu menarik dan relevan turut dibahas, seperti konsep pagar laut dan fenomena Segitiga Bermuda. Keaktifan mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi dalam mendalami bidang survei kelautan.