Yogyakarta, 14 Februari 2025 – Artikel berjudul “Spatiotemporal postseismic deformation due to the 2018 Palu-Donggala earthquake revealed the relative importance of viscoelastic relaxation and the afterslip distribution estimated from geodetic observations” resmi terbit di Journal of Applied Geodesy yang diterbitkan oleh De Gruyter. Publikasi ini ditulis oleh tim peneliti lintas institusi yang melibatkan Cecep Pratama dari Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik UGM, bersama lima peneliti lainnya. Kehadiran dosen Geodesi UGM dalam publikasi ini menegaskan kontribusi penting bidang geodesi dalam memahami dinamika pascagempa di Indonesia.
Penelitian ini mengkaji deformasi pascagempa Palu-Donggala 2018 dengan memanfaatkan teknologi Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) serta data Global Navigation Satellite System (GNSS). Analisis menunjukkan bahwa relaksasi viskoelastis kerak bumi memiliki peran besar dalam pergerakan pascagempa, dengan waktu peluruhan optimal sekitar dua tahun setelah peristiwa gempa. Setelah sinyal viskoelastis disubtraksi, tim peneliti berhasil memetakan distribusi afterslip menggunakan metode Steepest Descent Method (SDM) berbasis observasi InSAR 2.5D.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa model afterslip spasial-temporal mampu menjelaskan pergerakan pascagempa dengan tingkat kesesuaian statistik yang baik. Temuan juga mengungkap adanya anomali slip yang tidak menurun, yang kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi tektonik setempat. Studi ini memberikan pemahaman baru tentang mekanisme pascagempa di Sulawesi Tengah dan menjadi acuan penting untuk mitigasi bencana di wilayah rawan gempa serupa di Indonesia.
https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=5YFJgTQAAAAJ&sortby=pubdate&citation_for_view=5YFJgTQAAAAJ:bEWYMUwI8FkC