rkembangan zaman yang telah memasuki era Industri 4.0 turut memacu inovasi-inovasi di berbagai bidang, tidak terkecuali di bidang geospasial. Fenomena ini turut ditanggapi Ikatan Mahasiswa Geodesi Indonesia (IMGI) yang mencoba untuk memberikan kontribusinya dalam menghadapi era ini. Salah satu upaya yang dilakukan IMGI yakni dengan mengadakan kegiatan bernama IMGI Scientific Conference 2018 yang mengusung tema “Realisasi Keilmuan Geospasial sebagai Strategi dalam Menghadapi Problematika Sosial”. Konferensi tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, (17/3) di Panderman Hill, Kota Batu.
Konferensi yang diadakan IMGI sekaligus menjadi ajang mahasiswa seluruh Indonesia untuk mencurahkan gagasan-gagasan kreatifnya di bidang geospasial melalui karya ilmiah. Dari sekian banyak paper, terpilihlah tujuh tim dengan karya ilmiah terbaik yang berkesempatan untuk melakukan presentasi di hadapan dewan juri. Ketujuh karya ilmiah ini berasal dari beberapa perguruan tinggi dan lintas keilmuan, di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Universitas Lampung (UNILA), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tim UGM yang terdiri atas Yuri Gama Rivandi (Teknik Geodesi 2014), Febriananda Ladivanov (Teknik Geodesi 2014), dan Muhammad Naufal Abiyyu (Ilmu Komputer 2014) pada forum tersebut mengusung ide berjudul “Pemanfaatan Sistem Informasi Geospasial Berbasis Web dalam Pembuatan Portal Produk Desa Indonesia (ProDesa) untuk Mendukung Terciptanya One Village One Product.” Karya tersebut sukses memperoleh predikat juara pada kategori Paper teraplikatif. Yuri menjelaskan bahwa ide dan gagasan karya ilmiah tersebut berawal dari keinginan untuk mengoptimalkan program One Village One Product dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geospasial.
“Tim UGM sepakat untuk menciptakan suatu portal berisikan produk-produk desa yang diharapkan kelak dapat dipasarkan dan bersaing di dunia maya,” tutur Yuri, Rabu (21/3).
Lebih lanjut Yuri menjelaskan bahwa portal itu berisikan peta Indonesia dengan batas-batas desa dan dilengkapi data atribut desa, khususnyai data produk unggulan hasil masing-masing. Ia melanjutkan bahwa pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) berguna untuk membantu dalam memperkirakan potensi dari suatu desa serta dapat digunakan juga untuk menghitung cost dari suatu produk berdasar jarak. Saat ini banyak startup yang memanfaatkan SIG untuk digunakan dalam transportasi online sehingga mampu mengangkat ekonomi banyak orang di kota.
“Portal ini nantinya dapat dikelola oleh organisasi desa, seperti PKK dan Pemuda Karangtaruna yang memiliki akses untuk dapat memperbarui informasi produk-produknya secara berkala,” jelas Yuri.
Mengingat dibutuhkannya akses internet dalam penggunaan portal maka ide ini, menurut Yuri, perlu berjalan beriringan dengan program Internet Masuk Desa dan membutuhkan bimbingan secara top-down dari pemerintah atau swasta. Ia berharap ide ini juga dapat sejalan dengan kebijakan-kebijakan lain, seperti Kebijakan Satu Peta dan Kebijakan Satu Data. (Humas UGM/Catur)
Link berita: https://ugm.ac.id/id/berita/15897-karya.ilmiah.tim.ugm.paling.aplikatif.di.imgi.scientific.conference.2018