Menangi Kompetisi dengan Aplikasi Pariwisata, Mahasiswi UGM dikirim ke California

Keinginan mahasiswi UGM ini untuk memberikan pengalaman berpariwisata yang lebih baik bagi para pelancong ke Yogyakarta membuka jalan baginya untuk menghadiri konferensi spasial terbesar di dunia yang diadakan di San Diego, California.

Mahasiswa Fakultas Teknik, Departemen Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada (UGM), Brigitta Maria Ledha adalah pemenang 2018 Esri Young Scholar Award Competition. Kemenangan ia raih untuk karyanya, yaitu sebuah aplikasi wisata daring cerdas yang ia beri nama LUNGO! Jogja. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat melakukan pengaturan untuk preferensi perjalanan dan rekomendasi jenis wisata akan diberikan berdasarkan pengaturan yang dipilih oleh pengguna.

Kompetisi nasional ini menghadirkan tantangan kepada para peserta untuk menonjolkan keunggulan yang diperoleh dari bidang studi geospasial dan, secara lebih spesifik, penggunaan kreatif dari teknologi GIS untuk menjawab tantangan sehari-hari yang dihadapi masyarakat.

Brigitta mengungguli banyak peserta berkualitas lain. Dan berkat karyanya, ia memenangkan tiket untuk menghadiri Esri User Conference yang digelar di Amerika Serikat yang berlangsung dari hari ini sampai tanggal 13 Juli 2018. Di sana, Brigitta berkesempatan memamerkan aplikasi karyanya di hadapan 15.000 pengunjung dari 150 negara.

Brigitta menjelaskan bahwa kata “lungo” dalam bahasa Jawa berarti “pergi”. Akan tetapi, untuk aplikasi ini, lungo adalah akronim dari “Let Us kNow you Go,” atau Beri Tahu Kami Tujuan Anda.

“LUNGO! Jogja adalah aplikasi berbasis daring yang bertujuan memberikan rekomendasi perjalanan yang relevan di Yogyakarta. Dengan aplikasi ini, para pelancong mendapat tips berguna berdasarkan preferensi dan anggaran perjalananan mereka,” jelasnya.

“Saya kuliah di Yogyakarta, dan tiap kali keluarga saya datang berkunjung, mereka selalu meminta saya menjadi pemandu wisata untuk mereka. Walaupun saya selalu merekomendasikan tempat-tempat menarik di kota ini, reaksi dari mereka selalu saja berbeda-beda. Tidak setiap tempat cocok untuk setiap orang. Karena itulah saya pikir perlu ada aplikasi yang dapat membantu pelancong merencanakan kunjungan mereka dengan lebih baik berdasarkan preferensi pribadi mereka.”

“Saya senang sekali terpilih untuk menerima penghargaan ini. Saya sangat suka mengembangkan aplikasi ini dan sudah tak sabar lagi ingin mengembangkan inovasi lain dengan memanfaatkan teknologi GIS. Terima kasih kepada Esri Indonesia karena membuka peluang bagi saya untuk berbagi hasil karya saya ini dengan khalayak ramai, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat,” imbuh Brigitta.

Dalam proses penilaian kompetisi ini, para peserta mempresentasikan karya mereka di hadapan para juri yang terdiri dari Yudi Syahnur, Sr Data Management Analyst dari Saka Energi Indonesia; Nazib Faizal, ST, MSc – Kepala Sub-Direktorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR; Dr. Syartinilia, SP, MSi, Dosen di Institut Pertanian Bogor; dan, Dr A. Istamar, Chief Executive Officer dari Esri Indonesia.

Chief Executive Officer Esri Indonesia, Dr A. Istamar, mengatakan karya-karya peserta yang diterima tahun ini membuktikan generasi muda berbakat di bidang pemetaan di Indonesia semakin bertumbuh baik dalam hal kualitas maupun kuantitas.

“Tuntutan akan disiplin ilmu geospasial, seperti Big Data Analytic, Field Mobility, dan 3D Analysis di universitas-universitas di Indonesia terus tumbuh. Dan saat ini, ribuan mahasiswa menggunakan teknologi spasial untuk mencari solusi bagi isu-isu nyata yang mereka lihat atau hadapi,” ujar Dr. Istamar.

“Hasil karya Brigitta mendemonstrasikan betapa teknologi GIS dapat membuat perubahan nyata apabila digunakan secara kreatif untuk memecahkan masalah di tengah masyarakat maupun di sektor usaha.”

Yudi Syahnur, Sr Data Management Analyst Saka Energi Indonesia, berujar: “Karya Brigitta mendemonstrasikan pandangan filosofis mengenai peran modern yang dimainkan disiplin ilmu geografi melalui pengembangan aplikasi yang relevan dan berfokus kepada pengguna. Dengan memanfaatkan elemen universal dari geografi dan lokasi, teknologi GIS memberikan landasan yang kuat bagi mahasiswa untuk memecahkan beragam masalah, dari mengidentifikasi isu hingga mencari solusinya. Brigitta berhasil membangun solusi untuk masalah yang kerap dihadapi pelancong, dan kita tahu pariwisata menjadi satu fokus budaya yang penting di Indonesia.”

Nazib Faizal, ST, MSc – Kepala Sub-Direktorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR, mengatakan proyek yang digarap Brigitta menjawab serangkaian isu penting yang dihadapi sektor ekowisata.

“Proyek ini menyadarkan kepada kita bahwa dengan bantuan teknologi GIS untuk meningkatkan pengalaman pengguna (user’s experience), kita dapat membuka peluang-peluang pariwisata dan investasi baru,” jelas beliau.

esriindonesia.id