Departemen Teknik Geodesi bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang Badan Pertanahan Nasional Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan kegiatan Workshop “Pencerdasan AI dan dan Penggunaan Geo-CARTA untuk deteksi tapak bangunan, ekstraksi ground dan pembuatan model 3D bangunan LOD1”. Workshop diselenggarakan pada 6-10 Mei 2024 bertempat di Grand Melia Hotel, Jakarta. Sebanyak 35 peserta workshop dari Kementerian ATR/BPN pada direktorat Pengukuran & Pemetaan Kadastral, Direktorat Survey dan Pemetaan tematik, Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar Pertanahan dan Ruang, Sekretariat Dirjen SPPR, dan MASKI mengikuti kegiatan workshop yang mencakup materi kecerdasan buatan, pengenalan aplikasi Geo-CARTA, dan praktik penggunaan AI untuk deteksi tapak bangunan, ekstraksi ground dan pembuatan model 3D bangunan LOD1 secara otomatis dengan aplikasi Geo-CARTA.
Workshop dibuka oleh Direktur Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, Ir. Yuli Mardiyono, M.Eng.Sc. Dalam pembukaannya Yuli Mardiyono menegaskan bahwa kebutuhan AI saat ini sangat diperlukan untuk membantu prosesing data spasial untuk kadaster, utamanya untuk meningkatkan kualitas data 3D kadaster di Indonesia. Materi pertama workshop disampaikan oleh Ketua Departemen Teknik Geodesi FT UGM, Prof. Ir. Trias Aditya, Ph.D dengan tema “Pemanfaatan AI untuk kadaster Indonesia”. Dalam paparannya Prof. Trias menjelaskan bahwa aplikasi Geo-CARTA adalah aplikasi hasil develop tim Geo-AI Departemen Teknik Geodesi FT UGM sebagai output kegiatan pilot project Geo-AI dengan Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang. Ketua tim Geo-CARTA ini adalah Dosen Departemen Teknik Geodesi, Ir. Ruli Andaru, Ph.D dibantu tim peneliti lain; Dr. Purnama Budi Santosa, Dr. Yulaikhah, Dr. Bambang Kun Cahyono, dan Dr. Harintaka. Dihubungi di tempat workshop, Ketua Tim Geo-AI (Geo-CARTA), Ruli Andaru, Ph.D mengatakan bahwa Geo-CARTA adalah tool/single interface berbasis AI dimana memiliki 4 fitur utama yaitu, deteksi tapak bangunan, klasifikasi point clouds (ground extraction), editing tapak bangunan, dan pembentukan model 3D bangunan dalam LOD1. “Dengan aplikasi Geo-CARTA, kita bisa membuat model 3D bangunan dalam LOD1 secara fully otomatis, dengan input data adalah orthophoto dan dense clouds hasil pemetaan UAV baik itu UAV fotogrametri maupun Lidar”, tutur Ruli. Kelebihan lain Geo-CARTA adalah trained model AI nya bisa diupdate sepanjang waktu sehingga lebih optimal untuk dipakai di wilayah Indonesia yang berbeda-beda tipe bangunan maupun tutupan lahannya. Materi workshop juga meliputi prosedur pembuatan “trained model” atau dalam bahasa sederhananya adalah “mencerdaskan AI” dengan menambah training sampel lain di beberapa wilayah di Indonesia.