Yogyakarta, 08 November 2024 – Departemen Teknik Geodesi (DTGD), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Kuliah Umum dengan judul “Framework for Effective Land Administration and the Roles of Surveyors.” Acara yang dilaksanakan di Ruang 3.4, DTGD, berlangsung mulai dari pukul 13.15 hingga 14.45 WIB. Banyak mahasiswa antusias mengikuti Kuliah Umum ini dibuktikan dengan kehadiran lebih dari 100 mahasiswa. Materi Kuliah Umum kali ini dibawakan oleh Prof. Rohan Bennet, Specializing in Geospatial, Cadastral, Surveying and Land Data Science di the Swinburne University of Technology. Prof. Rohan merupakan ahli dalam bidang kadastral, geospasial, dan informasi pertanahan. Beliau banyak terlibat di dalam penelitian dan kolaborasi internasional yang berfokus pada peningkatan sistem administrasi pertanahan, pengelolaan hak milik tanah, dan teknologi infrastruktur informasi geospasial dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Kuliah Umum dibuka oleh Bapak Heri Sutanta, S.T., M.Sc., Ph.D., dengan memperkenalkan latar belakang narasumber. Materi dibuka dengan intermezzo dari Prof Rohan terkait bidang kerja yang mahasiswa minati, alasan mengikuti Kuliah Umum, dan cita-cita di masa depan. Selanjutnya, Prof. Rohan menjelaskan hubungan antara ilmu Bisnis, Kewirausahaan, dan Geo-Digitalisation. Hubungan di antara ketiga bidang tadi adalah adanya keterkaitan di dalam memajukan administrasi pertanahan melalui kemajuan teknologi yang ada. Prof. Rohan menyebutkan bahwa di masa depan, lulusan Teknik Geodesi memegang peranan penting di bidang administrasi pertanahan.
“You are the next agent for the future land administration”
Ketika berbicara spesifik terkait survei kadaster, Prof Rohan bercerita bahwa sertifikasi seorang kadaster lebih lama daripada kuliah S1, S2, maupun S3. Sertifikat ini berguna sebagai izin sekaligus rekognisi seorang surveyor kadaster yang dapat diperoleh kurang lebih selama 7 tahun. Selain itu, Prof. Rohan memberikan pengetahuan mengenai kondisi spasial di Australia. Menurut Beliau, administrasi pertanahan di wilayah perkotaan perlu beradaptasi untuk memenuhi tuntutan urbanisasi yang cepat, perubahan ekonomi, dan lingkungan. Prof. Rohan Bennet menyampaikan bahwa peran surveyor sangat penting. Mereka memiliki tanggung jawab di dalam pengumpulan data spasial yang akurat, yang mendukung proses administrasi pertanahan yang efektif. Selain itu, mereka memiliki peran dalam memastikan penggunaan lahan sesuai dengan peraturan, mengurangi konflik kepemilikan, dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Sebagai penutup, Prof. Rohan mengenalkan mengenai Framework for Effective Land Administration (FELA). FELA merupakan kerangka strategis yang dikembangkan untuk mendukung dan memandu negara dalam membangun sistem administrasi pertanahan yang efektif dan berkelanjutan. FELA bertujuan untuk memfasilitasi akses informasi pertanahan secara adil dan transparans. FELA memiliki rincian 9 jalur strategis yang meliputi Governance, Institutions, and Accountability; Policy and Legal; Financial; Data; Standards; Innovation; Partnerships; Capacity and Education; dan Advocacy and Awareness. Kerangka ini dikembangkan untuk pencapaian SDGs dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.